//ini source buat anti kopas //sampesini revantatio.blogspot.com: Perbedaan Web generasi 1.0, generasi 2.0, dan generasi 3.0
twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Kamis, 19 Mei 2011

Perbedaan Web generasi 1.0, generasi 2.0, dan generasi 3.0


Perkembangan Web
Web adalah suatu ruang informasi di mana sumber-sumber daya yang berguna diidentifikasi oleh pengenal global yang disebut Uniform Resource Identifier (URL). Penemu website adalah Sir Timothy John ¨Tim¨ Berners-Lee, sedangkan website yang tersambung dengan jaringan, pertamakali muncul pada tahun 1991.
Maksud dari Tim ketika membuat website adalah untuk mempermudah tukar menukar dan memperbarui informasi kepada sesama peneliti di tempat dia bekerja. Pada tanggal 30 April 1993, CERN (tempat dimana Tim bekerja) menginformasikan bahwa WWW dapat digunakan secara gratis oleh semua orang.
a. Web 1.0
Web 1.0 Web merupakan teknologi Web generasi pertama yang merupakan revolusi baru di dunia Internet karena telah mengubah cara kerja dunia industri dan media. Pada dasarnya, Website yang dibangun pada generasi pertama ini secara umum dikembangkan untuk pengaksesan informasi dan memiliki sifat yang sedikit interaktif biasanya hanya untuk dibaca (read). Berbagai Website seperti situs berita “cnn.com” atau situs belanja “Bhinneka.com” atau ecommerce tide paling sederhana dapat dikategorikan ke dalam jenis ini.
Dibawah ini ada beberapa ciri khas dari Web 1.0:
1.      Halaman statis, bukan dinamis pengguna-konten yang dihasilkan.
2.      Penggunaan framesets.
3.      Milik HTML ekstensi seperti dan tag diperkenalkan pada awal perang browser.
4.      Online dengan Guestbook.
5.      GIF tombol, biasanya 88×31 piksel dalam ukuran web browser dan mempromosikan produk lain.
6.     Pengguna akan mengisi formulir, dan setelah mereka mengklik mengirimkan email klien akan    mencoba untuk mengirim email yang berisi formulir rincian.

b. Web 2.0
Perkembangan web 2.0 lebih menekankan pada perubahan cara berpikir dalam menyajikan konten dan tampilan di dalam sebuah website. Sebagian besar cara berpikir tersebut mengadaptasi gabungan dari teknologi web yang telah ada saat ini. Sebenarnya belum ada definisi yang baku untuk frase Web 2.0, namun beberapa praktisi internet mencoba menyerdehanakanya.
Web 2.0 adalah sebuah aplikasi berbasis web (web base) yang memungkinkan penggunanya untuk merancang dan mengatur sebuah website meskipun dengan pengalaman pemograman yang masih sangat minim. Artinya, dengan hadirnya konsep web 2.0 telah mengubah paradigma masyarakat internet tentang proses pembuatan dan cara kerja sebuah website. System pemrograman website yang dahulu dianggap ’susah’, seperti PHP, ASP dan HTML, sekarang telah lebih disederhanakan lagi.
Web 2.0 memungkin orang yang benar benar buta sama sekali tentang internet, untuk membuat sebuah aplikasi web base dalam hitungan menit. Walaupun definisi mengenai Web 2.0 masih belum secara utuh diformulasikan sampai hari ini, ada pihak yang mengatakan bahwa Web 2.0 lebih menekankan pada social network atau jalinan sosial antara penggunanya seperti yang telah kita lihat selama ini dalam dunia Blog. Dengan adanya RSS di dalam Blog, informasi-informasi di dalam sebuah Blog dimungkinkan dapat diadaptasi, dikoleksi, dan di-share untuk menjadi bagian dari Blog lainnya.
Namun O’Reilly dan MediaLive International menekankan bahwa Web 2.0 merupakan sebuah platform bagi aplikasi. Mereka mendeskripsikan hal ini sebagai sebuah software yang berjalan melalui media internet dengan bantuan web browser dan tidak perlu diinstalasi terlebih dahulu seperti softwaresoftware yang umumnya kita gunakan sehari-hari. Bahkan konsep mengenai sistem operasi di dalam web juga masuk dalam definisi tersebut di dalam konferensi Web 2.0 pada tahun 2005. Selain itu, ciri yang paling menonjol adalah adanya interakasi dua arah antara pemilik dan pengguna layanan.
Pada Web 1.0 hanya mengutamakan kepentingan satu pihak, sedangkan pada generasi keduanya, user dapat ‘masuk’ ke dalam system untuk membentuk jaring jaring sosial di internet. Sebenarnya masih banyak variable yang dapat dijadikan acuan untuk menilai sebuah aplikasi web base itu termasuk dalam kategori web 2.0 atau bukan. Namun kedua definisi diatas sudah cukup untuk mengartikan bahwa yang disebut web 2.0 adalah sebuah aplikasi web base yang memungkinkan internet user untuk merancang dan membangun sebuah halaman website tanpa harus terlebih dahulu bahasa pemograman yang rumit, serta munculnya interaksi dua arah antar user dan penyedia layanan vs user. Beberapa contoh website yang menggunakan aplikasi web 2.0 antara lain: Youtube.com, Friendster.com, Myspace.com, h5.com. Beberapa contoh tadi bisa menggambarkan apa arti web 2.0 sesungguhnya.

Dengan demikian di Era Web 2.0 tidak membutuhkan orang jenius yang hanya berkutat sendiri di ruang tertutup atau laboratorium untuk membuat teknologi baru yang dipatenkan agar membuat dirinya menjadi terkenal. Tapi era ini lebih membutuhkan orang untuk saling berbagi ilmu, pengalaman atau lainnya sehingga terbentuk komunitas online besar yang menghapuskan sifat-sifat individu.
Sedangkan letak perbedaan Web 1.0 dan Web 2.0 yaitu :
1. Perilaku pengguna Membaca (Web 1.0) Menulis
2. Pelaku utama Perusahaan Pengguna/Komunitas
3. Hubungan dengan server Client-server Peer to peer
4. Bahasa pemrograman penampil konten HTML XML
5. Pola hubungan penerbit-pengguna Searah Dua arah/ Interaktif
6. Pengelolaan konten Taksonomi/direktori Folksonomi/penanda/tag
7. Penayangan berbagai kanal informasi Portal RSS/Sindikasi
8. Hubungan antar pengakses Tidak ada Berjejaring
9. Sumber konten Penerbit/pemilik situs Pengguna

Yang menjadi kunci perbedaan dalam Web 2.0 dan Web 1.0 adalah keterbatasan pada Web 1.0 yang mengharuskan pengguna internet untuk datang ke dalam website tersebut dan melihat satu persatu konten di dalamnya. Sedangkan Web 2.0 memungkinkan pengguna internet dapat melihat konten suatu website tanpa harus berkunjung ke alamat situs yang bersangkutan.Kemampuan web 2.0 dalam melakukan aktivitas drag and drop, auto complete, chat, voice dapat dilakukan layaknya aplikasi desktop.


c. Web 3.0
Web 3.0 adalah generasi ketiga dari layanan internet berbasis web. Konsep Web 3.0 pertama kali diperkenalkan pada tahun 2001, saat Tim Berners-Lee, penemu World Wide Web, menulis sebuah artikel ilmiah yang menggambarkan Web 3.0 sebagai sebuah sarana bagi mesin untuk membaca halaman-halaman Web. Hal ini berarti bahwa mesin akan memiliki kemampuan membaca Web sama seperti yang manusia dapat lakukan sekarang ini.
Walaupun masih dalam perdebatan di kalangan analis dan peneliti, istilah Web 3.0 tetap berpotensi menjadi generasi teknologi di dunia Internet. Saat ini, definisi untuk Web 3.0 sangat beragam mulai dari pengaksesan broadband secara mobile sampai kepada layanan Web berisikan perangkat lunak bersifat on-demand.
Pada dasarnya Semantic Web memiliki tujuan yang sama karena Semantic Web memiliki isi Web yang tidak dapat hanya diekpresikan di dalam bahasa alami yang dimengerti manusia, tetAPI juga di dalam bentuk yang dapat dimengerti, diinterpretasi dan digunakan oleh perangkat lunak (software agents). Melalui Semantic Web inilah, berbagai perangkat lunak akan mampu mencari, membagi, dan mengintegrasikan informasi dengan cara yang lebih mudah. Pembuatan Semantic Web dimungkinkan dengan adanya sekumpulan standar yang dikoordinasi oleh World Wide Web Consortium (W3C). Standar yang paling penting dalam membangun Semantic Web adalah XML (atau Link ini tentang XML di website W3 : XML), XML Schema, RDF, OWL, dan SPARQL.
1.  XML memungkinkan penggunanya untuk mendefinisikan custom tag. Namun, standard XML tidak memiliki constraint semantik pada arti dari dokumen tersebut. XML Schema merupakan bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan sekumpulan aturan (schema) yang harus dipatuhi oleh dokumen XML. Struktur dari dokumen XML yang dibuat harus sesuai dengan schema yang telah didefinisikan tersebut.
2.    Resource Description Framework (RDF) adalah spesifikasi yang dibuat oleh W3C sebagai metode umum untuk memodelkan informasi dengan menggunakan sekumpulan format sintaks. Ide dasar dari RDF adalah bagaimana kita dapat membuat pernyataan mengenai sebuah resource Web dalam bentuk ekpresi “Subjet-Predikat-Objek”. Dalam terminology RDF, SPO ini seringkali disebut dengan istilah N-triple. Subjek mengacu pada resource yang ingin dideksripsikan. Predikat menggambarkan kelakuan atau karakteristik dari resource tersebut dan mengekspresikan hubungan antara subjek dan objek. RDF Schema dapat dipandang sebagai kamus data atau vocabulary untuk mendeskripsikan properties dan classes dari resources RDF.
3.      Web Ontology Language (OWL) adalah suatu bahasa yang dapat digunakan oleh aplikasi-aplikasi yang bukan sekedar menampilkan informasi tersebut pada manusia, melainkan juga yang perlu memproses isi informasi isi. Ontology sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu cara untuk mendeskripsikan arti dan relasi dari istilah-istilah. Deskripsi tersebut berisi classes, properties, dan instances. Deskripsi ini dapat membantu sistem computer dalam menggunakan istilah-istilah tersebut cengan cara yang lebih mudah. Dengan menggunakan OWL, kita dapat menambah vocabulary tambahan disamping semantiks formal yang telah dibuat sebelumnya menggunakan XML, RDF, dan RDF Schema. Hal ini sangat membantu penginterpretasian mesin yang lebih baik terhadap isi Web. Untuk mendeskripsikan properties dan classes, OWL menambahkan vocabulary seperti:
·         “among others”
·         Relasi antar classes (misalnya: “disjointness”)
·         Kardinalitas (misalnya: “exactly one”)
·         Kesamaan (equality)
·         Karakteristik property (misalnya: “symmetry”)
·         Enumerated classes
4.      SPARQL Protocol and RDF Query Language (SPARQL) adalah sebuah protocol dan bahasa query untuk Semantic Web’s resources. Sebuah query yang menggunakan SPARQL dapat terdiri atas triple patterns, konjungsi (or), dan disjungsi (and). Untuk menjalankan SPARQL kita dapat menggunakan beberapa tools dan APIs seperti: ARQ, Rasqal, RDF :: Query, twingql, Pellet, dan KAON2. Tools tersebut memiliki API yang memampukan pemrogram untuk memanipulasi hasil query dengan berbagai aplikasi yang ada. Namun, sebagai standar kita dapat menggunakan SPARQL Query Results XML Format yang direkomendasikan oleh W3C.

Semantic Web menawarkan sebuah solusi yang memang luar biasa bagi pemrosesan informasi di Web. Namun, penelitian dan pengembangan tools untuk Semantic Web masih harus terus dilakukan agar di kemudian hari berbagai aplikasi Semantic Web dapat diimplementasikan dan dipergunakan secara luas.”
Keunikan dari Web 3.0 adalah konsep dimana manusia dapat berkomunikasi dengan mesin pencari. Kita bisa meminta Web untuk mencari suatu data spesifik tanpa bersusah-susah mencari satu per satu dalam situs-situs Web. Web 3.0 juga mampu menyediakan keterangan-keterangan yang relevan tentang informasi yang ingin kita cari, bahkan tanpa kita minta.
Web 3.0 terdiri dari:
• Web semantik
• Format mikro
• Pencarian dalam bahasa pengguna
• Penyimpanan data dalam jumlah besar
• Pembelajaran lewat mesin
• Agen rekomendasi, yang merujuk pada kecerdasan buatan Web.

Web 3.0 menawarkan metode yang efisien dalam membantu komputer mengorganisasi dan menarik kesimpulan dari data online. Web 3.0 juga memungkinkan fitur Web menjadi sebuah sarana penyimpanan data dengan kapasitas yang luar biasa besar.


Sumber :
http://upzzpu.wordpress.com/2011/02/18/web-science/
http://id.wikipedia.org/wiki/Situs_web
http://id.wikipedia.org/wiki/Web_3.0
http://ilmawan.student.umm.ac.id/2010/07/28/konsep-internet-website-masa-depan-dengan-web-generasi-tiga-web-3-0/
http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/1772124-web-generasi-web/#ixzz1Mo1PVIlz

http://abetaim21.wordpress.com/2011/05/05/web-1-02-03-0beda-generasi-satu-dunia/

http://untuksemuakebaikan.blogspot.com/2011/05/perbedaan-web-10-20-dan-30.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar